‘’Dada yang kena, wasit!’’
‘’Oeeee, punya mata ndak, sih?’’
“Wasit kok matanya buta. Memalukan!’’
‘’Aasssu..! Wasit asu!’’
***
''Dalam sepakbola, dua tim yang berkompetisi dipimpin oleh seorang yang mengerti aturan sepakbola setelah melalui pendidikan. Selain wajib menguasai aturan, juga diharuskan sehat dan bugar secara fisik agar sanggup berlari ke semua sisi lapangan. Penting baginya untuk selalu berada dalam jarak yang ideal dengan bola dan pemain. Sebagai pemimpin, paham aturan, sehat fisik, kejelian tentu saja belum cukup bagi seorang wasit. Ia harus tegas dan adil. Apabila dua yang terakhir ini hilang dari dirinya, maka setiap laga yang dipimpinnya sangat berpotensi berakhir rusuh''
"Jadi, seorang wasit tidak boleh memimpin pertandingan hanya bermodal “keputusan wasit adalah mutlak dan tidak bisa diganggu gugat’’ ya, kak?''
''Tepat sekali, dik. Sebelum dimutlakkan dan haram digugat, keputusan wasit harus dipastikan sesuai aturan terlebih dahulu, berdasarkan pengamatan yang jeli dan tidak ada kecenderungan berat sebelah. Ada banyak cuplikan kerusuhan-kerusuhan dalam sepakbola juga yang dipicu oleh ketidakberesan wasit sebagai pemimpin atau penengah di lapangan. Ketidakbecusan memimpin, selain merugikan salah satu tim, juga bisa merugikan wasit sendiri. Wasit kena tinju dan tendangan, misalnya, dan paling ringan adalah protes keras plus makian dan umpatan. Misalnya, wasit memberikan hadiah penalti atau mengkartu merah salah seorang pemain tanpa dasar yang kuat, maksudnya bukan berasal dari pengamatan yang jeli karena posisinya kurang ideal, maka tim yang merasa dirugikan akan melakukan protes keras''
''Memang harus protes ya, kak?''
''Haruus! Kamu tahu apa yang diprotes, dik?''
''Keputusan yang curang. Ketidakjujuran''
''Dan kamu tahu, dimana tim satunya dan apa yang dilakukan pada saat protes keras dilancarkan oleh kompetitornya?''
''Dimana, kak?''
''Yang jelas tidak di hatimu, dik''
''Hahahahah. Ndak jelas!''
''Apa kamu rela menggugat dan memprotes keputusan yang menguntungkan dirimu, dik? Ndak usah dijawab, cukup direnungkan saja. Dalam sepakbola dan cabang olah raga lain, jika terjadi kasus seperti itu, pihak yang diuntungkan akan berdiam diri dan membiarkan tim yang menjadi lawan tandingnya melakukan protes sendirian. Mengapa begitu? Boleh jadi, semua itu berdasar pada anggapan awal bahwa musuh sejatinya adalah kompetitornya itu sendiri, bukan keputusan-keputusan merugikan yang sebenarnya juga berpotensi menimpa timnya. Musuh sejati baginya adalah tim manapun yang menghalangi langkahnya meraih kemenangan, bukan putusan-putusan curang yang tidak jujur dan merugikan. Secara umum begitulah realitasnya, dik. Namun, tentu saja tidak semuanya, selalu ada pengecualian-pengecualian. Masih ingat kasus bagaimana tim sepaktaraw putri Indonesia yang memilih walk out setelah protesnya terhadap kecurangan wasit di sea games Malaysia? Apakah dari pihak Malaysia ikut melakukan protes atau mengingatkan wasit bahwa keputusannya memang keliru? Tidak. Malaysia yang diuntungkan tidak akan melakukan itu''
''Memang ada tim yang diuntungkan mau melakukan protes terhadap keputusan wasit yang menguntungkan dirinya, kak? Sepertinya mustahil deh''
''Tidak ada yang musahil, dik. Di lapangan tenis, kalau kamu tonton laga antara Leyton Hewitt berhadapan dengan Jack Sock’s, kamu akan berdecak kagum dibuatnya. Set pertama sedang berlangsung dan Jack Sock’s memimpin dengan posisi poin (5) – (4). Dalam posisi yang menguntungkan Jack Sock’s itu, yang memegang servis adalah Leyton Hewitt. Saat Leyton Hewitt kembali melakukan servis dalam posisi (30) – (0) untuk keunggulan Leyton Hewitt, servis pertamanya dinyatakan keluar oleh wasit. Leyton Hewitt kembali bersiap untuk melakukan servis kedua, namun tiba-tiba Jack Sock’s menyarankan agar Leyton Hewitt memilih challenge atas servis pertamanya yang dinyatakan keluar oleh wasit''
''Challenge itu apa, kak?''
''Challenge itu peraturan yang memungkinkan pemain dapat mengajukan peninjauan ulang terhadap bola yang dianggap keluar kepada wasit dengan menggunakan teknologi Hawk-Eye. Jadi, Jack Sock’s bilang begini ke Hewitt : “servismu barusan masuk, Witt, kalau ndak percaya silakan ajukan challenge ke wasit”. ‘’Kamu serius, Jack?’’, sergah wasit tidak percaya. Akhirnya challenge dilakukan sesuai saran Jack. Hasilnya, bola masuk, dan poin untuk Hewitt''
''Siapa yang akhirnya menang dalam laga itu, kak?''
''Semuanya menang, dik''
''Kok bisa?''
''Leyton Hewitt memenangkan laga dalam turnamen itu, sementara Jack Sock’s memenangkan hati kita semua, dik''
''Aku jadi terharu, kak''
''Mau muntah lagi kah?''
0 Komentar