"Allahumma Shalli 'Alaa Muhammad Wa Aali Muhammad"
Di sebuah negeri, oleh raja, diadakanlah perjamuan. Perjamuan PilKadal, demikian masyarakat menyebutnya. Namanya perjamuan, tentu di dalamnya ada hidangan. Hidangannya macam-macam. Semua yang hadir di perjamuan itu terlihat sibuk memilih hidangan sesuai selera masing-masing, penuh suka cita.
Sang Raja dengan semangat berbalur ekspresi bahagia tiada tara dengan bangga memperkenalkan para kadal kepada para undangan. Dipilih boleh, jangan dimakan, apalagi mangunyah dan menelan mentah-mentah omongan dan janji-janji para kadal, demikian maklumat resmi yang dikeluarkan istana.
Sementera itu, ada terlihat sekelompok undangan yang menghadiri perjamuan datang dengan membawa sesuatu dari rumah yang kemudian bersama kelompoknya sesuatu itu ikut dihidangkan diperjamuan itu. Entah karena mereka kurang terbiasa dengan hidangan istana atau sekedar untuk dijadikan pemanis hidangan yang disiapkan istana.
Namun, terlepas dari semua dugaan maksud sesuatu itu ikut dihidangkan, konon sesuatu itu lezat zekali. Sesuatu yang dibawa oleh sekelompok orang ini, sedemikian lezatnya, sehingga seorang kadal, entah ngiler atau salah ambil, ikut mencicipi sesuatu itu. Suasana menjadi gaduh karenanya.
Kegaduhan merebak sampai ke pelosok negeri. Orang awam gaduh. Para bijak, intelektual, tokoh agama bahkan jomblo ikutan gaduh. Mengapa sesuatu yang selezat itu sampai menimbulkan kegaduhan sedahsyat itu? Apa gerangan penyebabnya?
Sang raja bingung dan marah. Dikumpulkanlah para tukang masak senior kerajaan sesuai perintah sang raja. Para tukang masak disuruh mencicipi sesuatu yang telah membuat gaduh kerajaan kemudian ditanya satu-satu, namun tak seorang pun dari mereka yang bisa memberikan jawaban dari mana sesuatu itu berasal.
Tiba-tiba raja mengantuk dan tertidur. Dalam tidurnya ia bermimpi. Seseorang datang dalam mimpinya dan memberitahunya bahwa sesuatu itu adalah "hidangan dari langit".
0 Komentar