"Allahumma Shalli 'Alaa Muhammad Wa Aali Muhammad"
Politisi bukanlah kekasih, bukan cinta, bukan yang tersayang dan paling menyayangi Anda. Jika politisi berjanji, janjinya tentu saja bukan janji kekasih tersayang dan juga mencintai Anda sepenuh hati lebih dari siapapun. Meski ia berjanji akan sayang dan cinta, tapi harus tetap diingat bahwa janjinya adalah janji politik, titik. Perkara ia pada akhirnya tidak menunaikan janjinya itu, ya namanya juga politik. Masak sudah dijanji masih menuntut mau ditepati. Tidak malu apa, Memangnya dia kekasihmu? Kalau dia mau berjanji dan menepati semua janjinya, ia tentu sudah sedari dulu menjadi pecinta, bukan politisi.
Di politik, sebagaimana menurut banyak pendapat, hanya ada kepentingan. Sedemikian pentingnya kepentingan politik, kerap ditempuh langkah yang menyilaukan mata. Yang sakit-sakitan akan dibebaskan biaya berobat, yang sedang rindu sepenuh hati tenggelam dalam kondisi masyarakat yang religius maka akan ditiupkan padanya dana pembangunan dan rehabilitasi rumah ibadah, akan menggalakkan setiap bawahannya, apapun jenisnya,untuk shalat di masjid. Mereka yang jalanannya berlubang akan ditempel. Mereka yang butuh air bersih akan dipasilitasi dan lain sebagainya. Eh, ada lagi yang tidak tergolong dan lain sebagainya nih, dan kepada kontraktor yang punya anu tapi selalu butuh anu ia serahkan semua urusan.
Politik adalah seni memanfaatkan peluang dan sekaligus memanfaatkan orang. Oleh karenanya, jangan memberi ruang, gunakan strategi parkir bus ala Mourinho saat menukangi intermilan kala bersua Barcelona di semifinal UCL tahun anggaran, berapa yah, maaf saya lupa tahunnya karena, jujur saja, tidak habis pikir intermilan kok bisa juga juara UCL. AC.Milan kan seluruh dunia tahu, dari kakek-nenek sampai bayi yang belum tengkurap jawabannya sama : Milan 7 kali jawara UCL. Pokoknya, tutup semua celah. Waspada dan curigai semua gerakan, apalagi yang tidak masuk akal seperti kesakitan dimas kanjeng yang bisa menggandakan uang dan Marwah Daud Ibrahim mempercayainya. Saya lupa apakah dalam bukunya bu Marwah yang inspiratip itu dimuat perihal percaya yang begituan termasuk salah satu yang harus dipersiapkan dalam merencanakan masa depan.
Ini hanya pandangan saya saja yang selalu menaruh curiga, bukan menaruh cinta, pada politisi. Sama sekali tidak ada maksud melakukan pendangkalan akidah atau keyakinan pada siapapun terhadap jagoannya yang pilih tanding. Jadi, saran saya, tetaplah bersangka baik, bahasa agamanya husnudzdzon, kepada jagoan Anda. Barangkali saja jagoan Anda memang amanah dan akan menunaikan semua janjinya. Barangkali saja janji-janji jagoan Anda luarnya saja yang tampak seperti janji politisi, tapi jauh di kedalaman adalah janji kekasih setia. Siapa tahu. Atau, barangkali saja Ia mengutarakan isi hatinya perihal cintanya padamu melalui janji-janjinya sembari berharap siapa tahu jodoh. Barangkali saja. Siapa tahu.
Jadilah supporter yang baik dan teruslah berupaya semaksimal mungkin mewujudkan sangkaan baik Anda pada jagoan Anda bahwa ia memang baik terbaik dengan jalan menjelek-jelekkan jagoan suporter sebellah.
0 Komentar