Header

Header

DIA YANG KINI HIJRAH

Di saat-saat sekarang, kau mungkin merindukan kawanmu yang dulu. Tentang kecekatan tangannya bak pesulap merebut paha ayam di atas nampan yang berada tepat di antara dua lututmu. Ia benar-benar menjadikan posisimu tidak seberuntung yang kau pikir sebelumnya. Atau ketangkasannya meraih telur berbendera uang yang menancap di batang pisang yang dirias seindah dan secantik kuda poni atau boneka barbie nan gemerlap.
Ada banyak lagi bertumpuk cerita tentangnya dari masa lalumu, dan tentu masih tersimpan rapi di lipatan-lipatan sejarah memenuhi ruang memorimu. Kecuali kau menderita amnesia, lupa pada kisah masa kecil yang ceria dan seru bukanlah perkara gampang. Sebegitu aman dan terjaga kenangan itu, kau bisa menuangkannya kembali dengan detail dalam tulisan. Kalau kau serius menggarap kenangan itu, ia akan menjadi buku yang layak dibaca. Setidaknya buatmu dan kawanmu.
Kau harus paham, selain kesempurnaan, kemurnian pun menjadi impian setiap orang. Dalam beragam kasus, kesempurnaan teramat sulit ditemukan, bahkan sedemikian susah sehingga orang-orang memilih berbahagia dalam keputus-asaan terhadap kesempurnaan : “Tidak perlu mencari yang sempurna, temukan yang sederhana dan membuatmu bahagia” Itu misalnya dalam urusan jodoh. Atau, “Apalah arti kesempurnaan bila ketidaksempurnaan ternyata lebih indah”. Dan masih banyak lagi. Kau bisa mengumpulkan seribu lebih contoh, sejuta, sepuluh juta dengan mudah, tidak sesulit menemukan satu yang sempurna.
Meski kini ia bukan yang dulu lagi, tidak berada di sisimu beradu kecepatan menyambar paha ayam kala terbit bulan maulid. Pun tidak lagi bersamamu menikmati kopi dan aneka kue seusai melangitkan doa-doa juga meleburkan ratusan atau ribuan tahlil ke dalam batu-batu kecil pada malam ketujuh atau keempatbelas orang yang sudah meninggal. Namun, dia bagimu tetaplah kawan. Begitupun kau, tetap kawan baginya. Barangkali, pada halaqoh yang rutin ia hadiri, ia pun merindukanmu duduk di sisinya pada satu kesempatan.
Sejak kau memilih bertahan pada amaliah yang diyakininya baru dan merupakan noda yang mesti disingkirkan demi menjaga kemurnian, langkah kakinya tidak kuasa kau cegah. Kau melepasnya mengarungi jalan baru menuju kemurnian yang diidamkannya. Jalan Hijrah.
Sambil menikmati kopi dan rokok di teras, kepada Borahing, Su'ding sok-sokan.

Posting Komentar

0 Komentar