Setelah pemilu.tahun ini selesai, apakah kotak suara kardus itu akan dijual ke penguasa kardus atau disimpan untuk digunakan lagi pada pesta lima tahun yang akan datang, kak?
Kalau saya, sih, sebaiknya disimpan. Begini, dik. Sebelumnya kan kotak suara terbuat dari aluminium. Alumunium memang lebih kuat daripada kardus. Itu fakta. Omong kosong itu kalau kardus, jangankan lebih kuat dari alumunium, menyamai kekuatan alumunium saja tidak. Tapi, pergantian dari alumunium ke kardus juga menunjukkan sesuatu yang positip dari bangsa kita.
Apa itu, kak?
Alumunium itu menunjukkan seperti apa level kejujuran dan tingkat keamanahan para petugas pemilu, termasuk juga kedewasaan mereka yang bertarung beserta tim sukses mereka dalam menerima hasil : menang atau bonyok. Semakin kotak suara didesain sedemikian kuat dan anti pembobolan itu adalah indikasi kuat bahwa betapa ketidakjujuran begitu sangat menggejala. Sementara kardus, meski rapuh tapi sebenarnya menunjukkan adanya trend positif dari sisi moralitas. Pernah dengar kantin kejujuran, dik? Kantin kejujuran adalah kantin yang tidak dijaga dan tempat penyimpanan uangnya tidak dikunci. Ya, barangkali, seperti itulah kotak suara kardus itu. Dari sisi keamanan memang sangat rapuh dan berpotensi terjadi kecurangan dan pencurian, tapi di balik itu menunjukkan betapa kita sebagai bangsa semakin bergerak ke level al-amin.
Itu bukan termasuk bagian dari ape lo, ape lo, kak?
Apa itu, dik?
Apelogi, apelogi.
Hahahahah. Entahlah, dik. Tapi, saya pikir, kardus memang layak dan wajib dibela.
Alasannya, kak?
Ya, karena ia lemah dan dilemahkan. Bahasa agamanya, kardus itu kelompok mustadh'afin.
Penjelasanmu bikin saya pengen muntah lagi, kak.
Silakan, dik.
0 Komentar