"Dek,
kapan kamu sakit lagi?"
"Mana
kutahu. Aku sih maunya sehat terus, kak."
"Deeek...."
"Apa..!"
si adek kesal mendengar nada si kakak mirip perempuan kawe 3.
"Sakit
lagi, dong"
"Tai
kucing..! kamu kenapa, sih, kak?" si adek murka mendengar permintaan
sinting si kakak. "kenapa... kamu mau aku cepat mati?", bentaknya.
"Ndak.
Bukan begitu"
"Trus?
"Agar
kakak bisa makan indomie lagi. Aku susah mengingat rasa indomie kek gimana
sekarang, dek. Setiap kamu sakit, ibu selalu membelikan kamu indomie. Setelah
dua tiga kali ibu menyuapimu dan kamu hanya menelan kuahnya, keempat kalinya
kamu sudah menampik tangan ibu. Lalu, tidak lama setelah itu, bersama erangan
kecil kamu tertidur. Selanjutnya, aku dengan penuh gairah menandaskan
sisamu" katanya.
"Taek!
Kamu saja yang sakit!"
"Hehehe..."
"Kenapa?
Takut pas sakit trus kamu mampus?
Si
kakak tidak menjawab. Ia hempaskan tubuhnya ke atas kasur. "Kapan ya ada
tamu ke rumah. Menginap. Sehaaari saja", kicau si kakak mengenang indomie
terakhir enam bulan lalu.
0 Komentar