Kira-kira dong bohongnya
Semut pun bisa mengggigit
Kalau tau dibohongi
(Vety Vera)
Ibnu Qayyim Al Jauziyah dalam Miftah Dar Sa'adah mengisahkan tentang kawanan semut yang mengeroyok dan memotong tubuh salah seekor menjadi beberapa bagian. Penyebabnya, massa semut merasa dibohongi tentang bangkai belalang. Gagal berpesta, semut melampiaskan kekecewaan kepada kawannya. Mereka membentuk formasi melingkar, formasi mengepung dan..... Tragis!
Pada umumnya orang akan merespon caci maki dengan caci maki pula. Seseorang ketika diperlakukan buruk, ada kecenderungan alamiah membalas dengan serangan yang jauh lebih agresif. Merespon lebih dari perlakuan yang diterima.
"Bangsat, lu!"
"Lu yang bangsat. Dasar anjing! Taik! Babi, lu!", demikian seterusnya.
Seorang karyawan yang diperlakukan buruk oleh majikannya, merespon balik sikap atasan dan kemudian berakibat buruk pada citra perusahaan.
Balas membalas usianya, barangkali, setua peradaban manusia. Pertikaian yang melibatkan dua kelompok/suku dari masa ke masa yang dipicu oleh sebab tertentu kian berlarut-larut karena pihak yang kalah berambisi membalas kekalahan pada perang sebelumnya.
Balas-membalas bukanlah sesuatu yang terlarang. Demi rasa keadilan, sah-sah saja dilakukan. Tuhan menegaskan dan menjelaskan hal ini dalam kitab suci mengenai petunjuk teknisnya: mata ganti mata!
Al-quran, misalnya, merekam pesan langit dari kitab sebelumnya yang turun kepada bani Israil, umat Nabi Musa, Taurat/Perjanjian Lama.
"Dan kami telah tetapkan terhadap mereka di dalamnya (Taurat) bahwasanya jiwa (dibalas) dengan jiwa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan gigi, dan luka-luka (pun) ada kisasnya. Barang siapa yang melepaskan (hak kisas) nya, maka melepaskan hak itu (menjadi) penebus dosa baginya. Barang siapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang lalim" (Al-Maidah : 45)
Menyerang Balik Dengan Cinta
"Mata ganti mata, gigi ganti gigi, tangan ganti tangan, kaki ganti kaki".
"Lecur ganti lecur, luka ganti luka, bengkak ganti bengkak" (Keluaran : 24-25)
Termaktub dalam injil tentang bagaimana Yesus al-Nazaret mengajarkan cinta kasih kepada umatnya.
"Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapa pun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu" (Matius : 39)
Tamparan adalah sebuah penghinaan bagi yang ditampar, Memberikan kedua pipi secara sukarela berarti mempersilakan orang menampar dengan punggung tangannya pada salah satu pipi. Ditampar dengan punggung tangan menunjukkan betapa tidak berdayanya seseorang. Dari jaman purba hingga kini, ditampar menggunakan punggung tangan adalah penghinaan yang sangat serius. Yesus telah meletakkan dasar pesan yang agung kepada umatnya untuk tidak membalas perlakuan jahat dengan perbuatan serupa. Karena jika hal itu dilakukan, tidak ada beda antara keduanya. Sama saja.
Rasulullah Muhammad Saw. pernah resah karena pada suatu hari ia tidak menerima hadiah makian serta bonus kotoran unta dari salah seorang pembencinya. Sebelumnya, dalam perjalanan beliau menuju masjid, setiap hari beliau menerima makian, hinaan ditambah bonus kotoran. Nabi mencari tahu, ternyata donatur tetap hinaan dan kotoran onta tersebut sedang terkapar di biliknya. Ia sakit. Nabi tidak mengucap syukur sama sekali. Malah beliau menjenguk dan mendoakannya. Menurut riwayat, Nabi adalah orang pertama yang membesuk si durjana.
Ada begitu banyak kisah tentang serangan balik Sang Nabi kepada para pembenci. Sammamah manusia pongah ditawan Nabi karena telah menghilangkan banyak nyawa sahabat. Nabi memperlakukannya dengan sangat baik sebelum melepaskan dan membiarkannya bebas pergi kemana saja. Yahudi buta yang lidahnya nyaris hanya memiliki fungsi mencaci maki Nabi. Lidah jahanam itu, Nabi jua yang menyuapi dengan selembut-lembut cara menyuapi.
Imam Ali Zainal Abidin, salah seorang cicit Nabi Muhammad Saw, suatu hari kedatangan tamu. Ia adalah seorang panglima pasukan pimpinan Ubaidillah bin Ziyad yang ikut membantai Imam Husain bersama kafilah cintanya di Karbala. Pelarian istana yang terancam dieksekusi penguasa Yazid bin Muawiyah. Lelaki itu diperlakukan dengan sangat baik oleh tuan rumah. Ketika akan pergi, cicit Nabi mengisi penuh kantong kudanya dengan bekal air dan makanan.
Lelaki itu tak kuasa beranjak. Terharu atas kebaikan sikap tuan rumah. Ia merasa bersalah karena tuan rumah tak mengenali siapa dia sebenarnya.
"Kenapa engkau tak beranjak?
"Engkau tidak mengenaliku, Tuan?"
"Aku mengenalimu sejak kejadian di Karbala."
"Kalau memang engkau sudah mengenaliku, mengapa kau masih mau menerima dan menjamuku sedemikian rupa, Tuan?"
"Dulu pembantaian di Karbala adalah akhlakmu, sedangkan ini (memuliakan tamu) adalah akhlak kami, itulah kalian dan inilah kami" tegas Imam Ali Zainal Abidin.
Melewati pengap dan sempitnya bilik pengucilan tanpa tempat tidur dan air bersih setelah divonis hukuman seumur hidup atas dakwaan berkhianat kepada negara, Nelson Mandela, penentang politik apartheid yang diskriminatif, akhirnya bebas. 18 tahun pertama hukumannya di Pulau Robben yang brutal. Selama menjalani hukuman, dia hanya diizinkan menulis dan menerima surat sekali dalam enam bulan dan setahun sekali boleh menerima kunjungan dengan durasi 30 menit.
Apakah Anda akan melakukan hal serupa terhadap orang-orang yang telah melakukan penindasan dan ketidakadilan kepada Anda dan rakyat afrika selatan? "Kalau aku biarkan dan kupelihara terus kekesalan dan kebencianku kepada para penindas itu, mereka yang pernah menindas dan menyanderaku selama 27 tahun itu akan masih terus menyandera diri dan jiwaku. Aku ingin menjadi orang merdeka. Karena itu, aku buang semua kebencian itu sehingga aku benar-benar merasa sebagai orang yang bebas dan merdeka". Jawab Nelson Mandela tegas.
Masih ada lebih banyak lagi manusia-manusia di luar sana yang memiliki kejernihan jiwa dan pikiran seperti ini yang melakukan serangan balik dengan penuh cinta kasih.
Apakah Yesus as, Muhammad Saw, Imam Ali Zainal Abidin, Mandela menyalahi ajaran kitab suci, mana mata dibalas mata, gigi dengan gigi, luka-luka dengan luka-luka? Tentu saja tidak. Ini membuktikan bahwa mereka dengan pikiran dan jiwa yang jernih mampu melampaui hukum standar yang tertuang dalam kitab suci. Sikap seperti itu juga mengingatkan bahwa senjata paling ampuh melumpuhkan para penindas adalah cinta kasih.
"Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu: mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu: berdoalah bagi orang yang mencaci kamu" (Lukas : 27-28)
"Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antara kamu dan dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia" (Fushshilat : 34)
....
Wallahu 'alam.
0 Komentar