Menyingkirkan duri dari jalan bukan melalui tangan bawahan, memungut sampah di pinggir jalan dengan tangan sendiri atau mengantongi pembungkus upin ipin untuk tidak membuangnya di jalan, saya rasa, tindakan demikian juga termasuk ibadah yang pilih tanding, Dik. Meskipun gratis alias tidak harus melepas berjuta-juta duit untuk itu. Namun, Dik, tidak semua orang berani melakukannya.
Banyak orang menganggap itu tidak pantas untuk dirinya. Barangkali karena tidak ada jaminan meraih predikat religius. Atau jika melakukannya, harga diri dipastikan terjun bebas dan mendarat berbaur bersama kasta paling rendah, bahkan setara kaum Dalit yang dihinakan dan tidak punya kasta itu.
Atau keengganan melakukan itu karena alasan religius : takut ditunggangi riya' dan saudara-saudaranya. Barangkali. Mungkin saja ini, Dik.
Tapi.... Rasa-rasanya, kita memang tidak perlu melakukan semua itu, Dik. Jangan mengambil pekerjaan orang lain yang darinya mereka diberi upah. Kan sudah ada pasukan yang dibentuk untuk membereskan sampah-sampah yang mengotori pemandangan itu. Bukan begitu, Dik?
"Dak Dik. Dak Dik. Puntung rokokmu, Kak, jangan dibuang sembarangan. Satu lagi, di atas motor jangan merokok, selain puntungnya kau buang sembarangan, jilbab kesayanganku juga bisa bolong".
O, Hehehe. Sori.
0 Komentar