Angin terperangkap di teratak. Angin Weimar, musim dingin. Kau dengarkah itu - di kersik daun?Sesuatu yang gaib dan sedikit mengerikan. Ah, matamu bersinar sejenak. Masih adakah gairah itu? Gairah yang telah membunuh Tuhan dengan gemilang - dengan gembira? Ada yang terperangkap - angin musim gugur. Kersik daun. Dan sesuatu.
"Manusia adalah sesuatu yang harus diatasi, manusia Unggul adalah makna bumi"
Ya, ya - sayup suara : masa lalu. Angin dingin di Rapallo, angin panas di Sills Maria. Angin adalah Lou Salome, pergi di musim gugur. Kau ingatkah ketika itu - kau memutuskan untuk menulis sebuah kitab suci baru?
"Manusia adalah tambang, dibuhul antara binatang dan Manusia Unggul - seutas tambang di atas jurang"
Angin di teratak buyar jadi dingin yang limbur dalam ruangan. Sesuatu di luar sana, yang mengendap di kerisik itu, begitu sabar menunggumu. Cahaya perapian telah redup. Kau menatap jendela, menatap, menatap. Ah, kau hanyalah majenun, ditenung cinta akan kedalaman. Di luar sana masih saja ada yang mengendap pada kersik, pada gugur daun mapel. Sekarang pada hitam gagak pun ia mengendap, sesuatu yang agak mengerikan itu.
"Adalah kata-kata yang paling hening yang mendatangkan badai"
Siut angin dimana-mana. Salju pertama telah turun. Putih, putih, putih. Getih.
"Dimana orang tidak lagi bisa mencinta, orang harus - melewati"
Mengapa Muhammad Iqbal mencintaimu? Salahkah ia membacamu? - ketika kau berkata : "Aku hanya akan percaya pada Tuhan yang tahu bagaimana menari". Mengapa aku mencintaimu? - sebagaimana kau berkata "...Aku cinta ia yang ingin mencipta melampaui dirinya, dan demikianlah ia musnah" Antara kau dan aku adalah waktu : kapal uap, listrik, perang dunia, Einstein, Hiroshima dan Nagasaki, bangsa-bangsa baru, perang dingin, feminisme, The Beatles, Apollo 11, Kennedy dan Nixon, Green Peace, Khomeini, Madonna, Mikrochip, Etnografi, Bill Gates, MTV, Amazon.com, Genome, Seattle... Apa kabarmu di depan jendela menatap cuaca? Sesuatu yang mula mengendap dalam kersik daun telah menjelma malam salju. Dunia putih seperti kiamat. Masihkah kau menatapnya? Masihkah ia agak mengerikan? Aku disini mengendapkanmu, terantuk sebuah lelucon dalam komik :
- "Tuhan sudah mati." - Kata Nietzsche. - "Nietzsche sudah mati." - Kata Tuhan.
0 Komentar